PENGENALAN MANAJEMEN
Manajemen
strategi adalah merupakan keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan
yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi, yang
meliputi analisa lingkungan internal dan eksternal, disertai perumusan
visi dan misi serta tujuan organisasi guna menghadapi lingkungan
tersebut.
Model proses manajemen strategikmeliputi tiga
tahap: 1) Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi,
misi dan tujuan, 2) Tahap implementasi strategi, yaitu proses
penterjemahan strategi ke dalam tindakan-tindakan, dan 3) Tahap evaluasi
strategi, yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat
mencapai tujuan.
Hirarki Manajemen Strategik
Proses
manajemen Strategik memiliki dua hierarki yaitu hierarki tujuan dan
strategi. Hierarki strategi memiliki tiga komponen yaitu strategi
korporasi, strategi bisnis dan strategi fungsional.
Organisasi
bisnis dibedakan dalam dua kategori dalam yaitu Strategic Business Unit
(SBU), yaitu kelompok organisasi yang menjual satu produk/sedikit
produk atau disebut dengan industri tunggal dan Multiple Stretegic
Business Unit (Multiple-SBU), yaitu kelompok organisasi yang memiliki
banyak produk dalam banyak industri melalui beberapa unit usaha.
Visi,
Misi, dan Tujuan
Setiap
organisasi mempunyai tujuan dan alasan yang unik untuk keberadaannya.
Keunikan ini harus dicerminkan dalam visi dan misi. Pernyataan visi yang
baik mengungkapkan pelanggan, produk atau jasa, teknologi, pasar,
pemikiran untuk bertahan hidup (pertumbuhan dan keuntungan), pemikiran
untuk karyawan, pemikiran untuk citra publik/masyarakat, dan konsep
perusahaan. Terdapat delapan karakteristik dasar yang berfungsi sebagai
kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan pernyataan
misi.
Analisis Lingkungan Makro
Analisis lingkungan eksternal merupakan
aktivitas memonitor dan mengevaluasi lingkungan eksternal dan internal
organisasi kepada orang-orang penting yang ada dalam perusahaan.
Lingkungan eksternal dibedakan atas lingkungan makro dan lingkungan
industri. Untuk menganalisis lingkungan tersebut menggunakan metode SWOT
( Strength and Weaknesses untuk analisa lingkungan internal,
Opportunities and Threats untuk analisa lingkungan eksternal).
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang
secara tidak langsung mempengaruhi keputusan-keputusan
Strategikperusahaan dalam jangka panjang dan bersifat uncontrollable.
Secara umum lingkungan makro dikategorikan menjadi empat, yaitu: 1)
ekonomi, 2) teknologi, 3) politik-hukum, dan 4) sosial budaya.
Analisis Lingkungan Industri
Analisa industri merupakan analisa terhadap
kelompok yang terkait (stake holder) seperti pemasok, pelanggan, pesaing
dan pendatang baru. Perusahaan harus melakukan penilaian secara
hati-hati terhadap tekanan-tekanan dari pendatang baru, pesaing,
pemasok, pelanggan, substitusi maupun kekuatan relatif dari stake
holder. Karena semakin besar kekuatan dari tiap-tiap elemen tersebut
maka kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga atau laba semakin
terbatas.
Analisis Lingkungan Internal
Dalam proses perumusasn strategi sebuah
perusahaan perlu melakukan identifikasi dan evaluasi atas lingkungan
bisnis perusahaan. Hasil dari identifikasi dan evaluasi tersebut
diharapkan perusahaan dapat mengetahui profil keunggulan strategis
perusahaan (strategic- advantage profile) yang dimiliki. Sehingga dengan
demikian perusahaan dapat mengantisipasi peluang bisnis dan menyikapi
ancaman bisnis yang ada dengan cepat.
Analisis SWOT
Analisa
SWOT merupakan alat yang membantu menajer menentukan dan mengembangkan
strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan. Namun yang perlu
diperhatikan bahwa tujuan dalam menentukan strategi yang digunakan dari
hasil SWOT adalah pada dasarnya menghasilkan strategi alternatif yang
layak, bukan untuk memilih atau menetapkan strategi yang terbaik.
Sehingga seorang menajer dapat menilai bahwa tidak semua strategi dalam
SWOT dipilih untuk dikembangkan.
Strategi Integrasi Vertikal
Strategi
integrasi vertikal (vertical integration strategies) merupakan strategi
yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas
distributor, pemasok dan atau para pesaing baik melalui merjer,
akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri. Strategi integrasi dibedakan
menjadi tiga, yaitu: 1) Integrasi ke depan (Forward Integration)
merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan
kendali atas distributor atau pengecer, 2) Integrasi ke belakang
(Backward Integration) merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok, dan 3) Integrasi
horisontal (Horizontal Integration) merupakan strategi untuk
mengendalikan para pesaing
Perusahan tertarik melakukan integrasi vertikal
didasarkan atas alasan: 1) dapat menciptakan “barrier to entry” bagi
pendatang baru, 2) memberikan fasilitas investasi, 3) menjaga kualitas
produk, dan 4) memperbaiki penjadualan. Meskipun memiliki manfaat,
stategi integrasi vertikal juga memiliki kelemahan, yaitu: 1) kelemahan
dalam hal biaya, 2) teknologi, dan 3) adanya permintaan berfluktuasi.
Strategi Diversifikasi
Strategi
diversifikasi merupakan pendekatan utama strategi pada level
koroporasi. Tingkatan (level) strategi diversifikasi dibedakan menjadi
tiga kategori, yaitu: 1) Tingkat diversifikasi rendah (Single business
dan Dominant business), 2) Tingkat diversifikasi menengah (Related
constrained dan Related linked) dan 3) Tingkat diversifikasi tinggi
(Unrelated). Selain itu juga dikenal dengan istilah diversifikasi
related (diversifikasi konsentris) dan diversifikasi unrelated
(diversifikasi konglomerat dan diversifikasi horisontal).
Perusahaan mengimplementasikan strategi
diversifikasi, dilandasi alasan dan motif untuk mempertahankan
keunggulan strategis, insentif dan sumber daya, serta motif manajerial.
Di samping itu juga didorong oleh lingkungan internal (kinerja yang
rendah, ketidakpastian aliran kas mendatang, dan semua pengurangan
resiko) dan lingkungan eksternal (peraturan pemerintah, ketentuan pajak,
atau aturan-aturan yang baru).
Merjer dan Akuisisi
Akuisisi dan merjer
memiliki peran yang penting dalam perusahaan. Latar belakang perusahaan
melakukan akuisisi adalah untuk meningkatkan kekuatan pasar, mendapatkan
“barrier to entry”, meningkatkan kecepatan memasuki pasar, meningkatkan
diversifikasi, dan menghindari persaingan yang berlebihan.
Masalah-masalah yang dihadapi untuk mencapai
keberhasilan akuisisi antara lain adalah 1) kesulitan integrasi, 2)
evaluasi target kurang, 3) hutang luar biasa yang terlalu besar, 4)
ketidakmampuan mencapai sinergi, 5) terlalu banyak diversifikasi, dan 6)
manajer terlalu berfokus pada akuisisi. Untuk itu maka diperlukan
adanya akuisisi yang efektif.
Strategi Level Bisnis
Untuk dapat mencapai
keunggulan bersaing, perusahaan harus melakukan evaluasi lingkungan
eksternal, guna mengidentifikasikan peluang, ancaman, dan kemampuan
sumber daya internal untuk menentukan kompetensi inti dan strategi yang
akan diimplementasikannya, yang disebut dengan strategi level bisnis.
Tipe strategi pada level bisnis ini disebut dengan strategi generik,
yang tediri dari : 1) Cost Leadership (Keunggulan Biaya), 2)
Differentiation (Diferensiasi), 3) Focused Low Cost (Fokus pada Biaya
Rendah, dan 4) Focused Differentiation (Fokus pada Diferensiasi)
Strategi Level Fungsional
Penjabaran
strategi pada level fungsional memegang peranan yang sangat menentukan
atas berhasil tidaknya sasaran strategi bisnis yang telah ditetapkan,
oleh karenanya diperlukan suatu penjabaran aktivitas yang sedetil
mungkin atas strategi bisnis yang telah dicanangkan. Penjabaran tersebut
selain memudahkan kontrol dari manajer juga memudahkan bagian pelaksana
untuk mengimplementasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar