Jumat, 23 Desember 2011

Sushi: Kebaikan dan Keburukan Bagi Kesehatan

​"Irashaimase!". Ya, ucapan selamat datang dalam bahasa Jepang ini akan menyapa Anda ketika masuk ke restoran Jepang. Menjamurnya restauran Jepang di Indonesia, semakin memudahkan Anda untuk menemukan makanan yang terbuat dari nasi yang dihidangkan dengan berbagai pilihan topping, atau yang dikenal dengan sushi. Tak hanya enak, sushi juga menawarkan berbagai manfaat bagi tubuh. Karena banyaknya keanekaragaman jenis sushi, jumlah nutrisi yang terkandung dalam setiap gulungannya pun bervariasi. Sebagai contoh, sushi dengan topping ikan, ternyata kaya akan kandungan protein dan rendah kalori. Sushi tersebut juga mengandung lemak jenuh dan kolesterol yang rendah, sehingga menjadikannya makanan sehat. Salmon sebagai topping sushi juga mengandung omega-3 fatty acid, yang mampu menurunkan level kolesterol, tekanan darah dan risiko detak jantung tidak normal. Selain itu, omega-3 fatty acid juga terkandung pada ikan makarel, tuna, dan herring. Selain itu, nori atau lembaran rumput laut yang dikeringkan juga mengandung mineral yang kuat, yaitu, yodium, senyawa penting untuk fungsi hormon. Anda juga akan mendapat keuntungan lain berupa magnesium, kalsium, zat besi, dan antioksidan fitonutrien dan asam folat dari makan gulungan dibungkus nori. Namun, sushi juga mempunyai nilai minus bagi kesehatan seperti yang dilansir melalui htrnews, diantaranya. Kalori Terselubung Tampilan sushi yang digulung dan dipotong kecil-kecil ternyata justru menipu pemikiran Anda karena sebenarnya sushi mengandung karbohidrat dan lemak. Misalnya, Anda memesan tuna roll yang memiliki sekitar 200 kalori. Jika ditambahkan dengan mayones dan saus yang creamy, semakin menambah asupan kalori dan lemak dalam sushi tersebut. Tak hanya itu, saat berada didalam restoran, biasanya Anda tak sadar akan jumlah pemesanan, seperti memesan crunchy shrimp tempura roll yang ternyata mengandung lebih 500 kalori dan 20 gram lemak. Saus kedelai dan wasabi memang mengandung kalori rendah, namun saus kedelai mengandung sodium yang mempengaruhi kadar natrium melonjak. Ingatkan diri Anda dan orang terdekat Anda untuk mengonsumsi secukupnya demi menekan jumlah kalori dan lemak. Sumber Penyakit Makan makanan mentah membuat Anda terkena bakteri, virus dan parasit. Cacing gelang, misalnya, adalah parasit yang dapat masuk ke dalam perut dan menyebabkan gejala nyeri yang meniru apendisitis. Beberapa jenis sushi menggunakan ikan mentah, tapi kini para koki menggunakan ikan yang beku yang ternyata lebih aman. Proses pembekuan akan membunuh bakteri dan parasit, membuat ikan lebih aman dikonsumsi. Ikan mentah memang kaya omega 3, namun Anda bisa menggantinya dengan tofu, yang juga kaya akan omega-3. Level Merkuri Perairan terbuka, seperti sungai, danau dan laut dapat mengekspos ikan terkena bahan beracun Merkuri. Ikan tuna yang mengandung kadar merkuri yang jauh melebihi batas, akan mengakibatkan risiko gangguan saraf, termasuk kerusakan otak, tuli dan kebutaan. Untuk meminimalkan risiko merkuri, Anda sebaiknya tidak memesan terlalu banyak ikan-ikan tersebut. Atau Anda bisa menggantinya dengan belut atau telur ikan yang berwarna oranye.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar